Saturday, January 3, 2015

Sentap #1

1 comments
Sungguh kalau kita berfikir, pasti kita cukup mengingati Engkau dan menginsafi diri.

Andai oksigen berkurang tika ini,
Nafas kita menjadi sempit, 
otak yang berkehendak tinggi untuk oksigen segera mati duluan,
mati otak, gagal organ dan hilanglah nyawa.

andai kau melihat gunung yang tinggi menyentuh awan,
timbul rasa syahdu dan menawan,
tenang yang setenang-tenangnya.
belum lagi kita berdiri di puncak

lihat pula pada matahari yang melabuh di hujung lautan
mata berkilau-kilau, 
rugi rasanya mengerdipkan mata.
tercengang pada cahaya benderang

bermusafir di atas bumi lakaran Tuhan
tidak pernah berhenti akal berinterpretasi
pasti ada sesuatu peristiwa yang terjadi
apakah itu sejarah, ibrah, atau ujian tarbiah.

lihat pula insan manusia
sifat dan karenahnya
ada hitam dan putih
luaran, apatah hatinya 

Aku terlalu naif dan kerdil
untuk aku berlagak Tuhan
merungut tiap saat atas musibah
mencari Dia saat susah

 "Maka Nikmat Tuhanmu yang mana kau dustakan?"

Saturday, January 3, 2015

Sentap #1

Sungguh kalau kita berfikir, pasti kita cukup mengingati Engkau dan menginsafi diri.

Andai oksigen berkurang tika ini,
Nafas kita menjadi sempit, 
otak yang berkehendak tinggi untuk oksigen segera mati duluan,
mati otak, gagal organ dan hilanglah nyawa.

andai kau melihat gunung yang tinggi menyentuh awan,
timbul rasa syahdu dan menawan,
tenang yang setenang-tenangnya.
belum lagi kita berdiri di puncak

lihat pula pada matahari yang melabuh di hujung lautan
mata berkilau-kilau, 
rugi rasanya mengerdipkan mata.
tercengang pada cahaya benderang

bermusafir di atas bumi lakaran Tuhan
tidak pernah berhenti akal berinterpretasi
pasti ada sesuatu peristiwa yang terjadi
apakah itu sejarah, ibrah, atau ujian tarbiah.

lihat pula insan manusia
sifat dan karenahnya
ada hitam dan putih
luaran, apatah hatinya 

Aku terlalu naif dan kerdil
untuk aku berlagak Tuhan
merungut tiap saat atas musibah
mencari Dia saat susah

 "Maka Nikmat Tuhanmu yang mana kau dustakan?"