Assalamualaikum, salam juma'ah
Di dalam al-Quran, kita sering membaca terjemahannya tetapi kita tidak tahu tafsir bagi setiap surah hingga kita tidak sedar, betapa banyak penceritaan di sebalik setiap kalamullah itu.
Ini kerana, ramai yang beranggapan bahawa membaca buku tanpa berguru itu ibarat menuntut ilmu dengan syaitan. Tetapi mereka terlupa, sebaik-baik buku bacaan adalah al-Quran. Membaca terjemahannya sahaja tidak akan sempurna sehingga kita membelek beberapa kitab tafsir.
Tafsir dan terjemahan di sisi Al-Quran
Terdapat banyak kitab tafsir al-Quran yang telah berada di pasaran yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Tabari, Tafsir Baghawi, Tafsir Al-Azhar, Tafsir al-Jalalin, Tafsir Ibnu Abbas, Tafsir Ibnu Mas'od dan lain-lain lagi. Setiap kitab tafsir mempunyai keunikan tersendiri.
Pada kebiasaanya, ia di susun mengikut sesebuah ayat, diikuti hadis nabi (sama ada hadis sahih atau hadis dhaif), atsar para sahabat dan tabi'in dan kemudian diakhiri dengan ulasan pengarang kitab sama ada melalui jalan cerita dari hadis maudhu, kisah Israiliyat mahupun kitab catatan sejarah.
Apa cerita dalam Surah Al-Buruj?
Uniknya di dalam Tafsir Surah Al-Buruj terdapat peristiwa Kisah Ashabul Ukhdud. Apakah kisahnya itu?
-------------------------------------------------------------------
وَالسَّمَاء
ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ
(3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5)
إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ
بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَن
يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9) إِنَّ
الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا
فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ (10
1. Demi langit Yang mempunyai tempat-tempat peredaran bintang-bintang;
2. dan hari (pembalasan) Yang dijanjikan;
3. dan makhluk-makhluk Yang hadir menyaksikan hari itu, serta Segala keadaan Yang disaksikan; -
4. Celakalah kaum Yang menggali parit,
5. (Parit) api Yang penuh Dengan bahan bakaran,
6. (Mereka dilaknat) ketika mereka duduk di kelilingnya,
7. sambil mereka melihat apa Yang mereka lakukan kepada orang-orang Yang beriman.
8. dan mereka tidak marah dan menyeksa orang-orang Yang beriman itu melainkan kerana orang-orang itu beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Terpuji!
9. Tuhan Yang Menguasai Segala alam langit dan bumi. dan (ingatlah), Allah sentiasa menyaksikan tiap-tiap sesuatu.
10. Sesungguhnya orang-orang Yang menimpakan bencana untuk memesongkan orang-orang lelaki Yang beriman dan orang-orang perempuan Yang beriman, kemudian mereka tidak bertaubat, maka mereka akan beroleh azab neraka jahannam (kerana perbuatan buruk itu), dan mereka akan beroleh lagi azab api Yang kuat membakar (kerana mereka tidak bertaubat).
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendatangkan ujian kepada orang-orang mukmin laki-laki
dan perempuan,”, yakni dengan membakar mereka. Demikian yang dikemukakan
oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, ad-Dhahhak dan Ibnu Abza.
------------------------------------------------------
Ciretera bermula
Allah menjadikan langit dan bintang sebagai saksi untuk peristiwa ashabul ukhdud (Para Pembuat Parit).
Telah menceritakan kepada kami 'Affan Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah mengkhabarkan kepada kami Tsabit dari 'Abdur Rahman bin Abu Laila dari Shuhaib bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Dulu sebelum kalian ada seorang raja, ia memiliki tukang sihir, saat tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: Aku sudah tua dan ajalku sudah tiba, serahkan seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir. Lalu seorang pemuda diserahkan padanya, ia mengajarkan sihir kepada pemuda itu. (Jarak) antara tukang sihir dan si raja terdapat seorang rahib.
Si
pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum akan
kata-kata si rahib itu sehingga (dia kerisauan kerana kelewatan itu)
bila datang ke si penyihir pasti dipukul, ia (guru tukang sihirnya akan)
bertanya: Apa yang menghalangmu (sehingga terlewat)? Dan bila ia pulang
(ke rumah) keluarganya, mereka pasti memukulnya, mereka bertanya: Apa
yang menghalangmu (sehingga terlewat pulang ke rumah)?
Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib,
Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib,
ia berkata: Bila tukang sihir hendak memukulmu,
katakan: Keluargaku menahanku, dan bila keluargamu
hendak memukulmu, katakan: Si tukang sihir menahanku.
Saat seperti itu, pada suatu hari ia terserempak dengan haiwan yang besar yang menghalangi jalanan orang,
Saat seperti itu, pada suatu hari ia terserempak dengan haiwan yang besar yang menghalangi jalanan orang,
ia mengambil batu lalu berkata:
Ya Allah, bila urusan si rahib lebih Engkau sukai dan membuatmu senang dari pada tukang sihir itu maka bunuhlah binatang ini (dengan sekali rejam) hingga orang boleh lalu di sini. Ia melemparkan batu itu dan membunuhnya, orang-orang pun dapat lalu jalan itu.
Ia memberitahukan hal itu kepada si rahib. Si rahib berkata: Pemudaku, engkau lebih baik dariku dan engkau akan mendapat ujian, bila kau mendapat ujian jangan menunjukkan kepadaku (akan latar belakang diriku).
Segalanya sudah direncana-Nya
Si pemuda itu mampu menyembuhkan orang buta dan berbagai penyakit. Salah seorang sahabat raja yang buta lalu ia mendengarnya, ia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: Sembuhkan aku dan kau akan mendapatkan yang aku kumpulkan di sini.
Si pemuda itu mampu menyembuhkan orang buta dan berbagai penyakit. Salah seorang sahabat raja yang buta lalu ia mendengarnya, ia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: Sembuhkan aku dan kau akan mendapatkan yang aku kumpulkan di sini.
Pemuda itu berkata: Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah 'azza wajalla, bila kau beriman padanya, aku akan berdoa kepadaNya agar menyembuhkanmu. Teman si raja itu pun beriman lalu pemuda itu berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala lalu ia pun sembuh.
Sahabat kepada raja itu kemudian mendatangi raja lalu duduk mendekatinya.
Si raja: Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu?
Si raja:Aku?
Si raja: Apa kau punya tuhan selainku?
Si
raja terus menyeksanya hingga ia menunjukkan pada pemuda itu lalu ia
mengirim utusan menemuinya, ia berkata: Pemudaku, sihirmu yang bisa
menyembuhkan orang buta, sopak dan penyakit-penyakit ini telah terdengar
di mana-mana.
Orang itu menjawab: Rabbku.
Orang itu: bukan, tapi Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.
Ia menjawab: Ya.
Pemuda itu berkata: Bukan aku yang menyembuhkan, tidak ada yang bisa menyembuhkan selain Allah 'azza wajalla.
Raja berkata: Aku?
Raja berkata: Apa kau punya tuhan selainku?
Pemuda itu menjawab: Ya, Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.
Si raja menyeksa pemuda itu hingga ia menunjukkan pula kepada si rahib.
Si raja mendatangi si rahib dan berkata:
Tinggalkan agamamu.
Si rahib tidak mahu lalu si raja meletakkan gergaji tepat di tengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah.
Si raja berkata kepada pemuda itu: Tinggalkan agamamu.
Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja mengirimnya ke gunung berserta sekian tenteranya, raja berkata: Bila kamu semua sudah mencapai puncaknya, bila ia mahu meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan bila tidak mahu, lemparkan dari atas gunung.
Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja mengirimnya ke gunung berserta sekian tenteranya, raja berkata: Bila kamu semua sudah mencapai puncaknya, bila ia mahu meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan bila tidak mahu, lemparkan dari atas gunung.
Saat mereka berada di atas gunung, pemuda
itu berdoa: (اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ) Ya Allah, cukupilah
aku dari mereka sekehendakMu.
Ternyata gunung menggegarkan mereka dan mereka semua terlempar. Pemuda itu kembali pulang hingga tiba di hadapan raja.
Raja berkata: Bagaimana keadaan kawan-kawanmu?
Pemuda itu menjawab: Allah 'azza wajalla mencukupiku dari mereka.
Si raja lalu mengirimnya ke sebuah perahu bersama sekian tenteranya, raja berkata: Bawalah ke tengah laut, bila ia mahu meninggalkan agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mahu meninggalkannya, tenggelamkan dia.
Mereka membawanya ke tengah laut lalu pemuda itu
berdoa: (اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ) Ya Allah, cukupilah aku
dari mereka sekehendakMu. Akhirnya mereka semua tenggelam.
Pemuda itu pulang hingga tiba di hadapan raja,
raja bertanya: Bagaimana keadaan teman-temanmu.
Setelah itu ia berkata kepada raja: Kau tidak akan mampu membunuhku hingga kau melakukan yang aku perintahkan, bila kau mahu melakukan yang aku perintahkan, kau akan dapat membunuhku.
Raja bertanya: Apa itu?
Pemuda
itu berkata: Kumpulkan semua orang di tanah luas lalu saliblah aku di
atas pelepah, ambillah satu anak panah dari sarung panahku lalu ucapkan:
(بِسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ) Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini.
Bila kau melakukannya (sebagaimana perintahku ini) kau akan dapat
membunuhku.
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah di tengah-tengah panah lalu melesaknya seraya berkata: (اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ) Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini.
Anak panah dilesakkan ke pelipis pemuda itu lalu pemuda meletakkan tangannya di tempat panah menancap kemudian mati.
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah di tengah-tengah panah lalu melesaknya seraya berkata: (اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ) Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini.
Anak panah dilesakkan ke pelipis pemuda itu lalu pemuda meletakkan tangannya di tempat panah menancap kemudian mati.
Pengakhiran dan impak
(Tiba-tiba, tanpa disangka-sangka) Orang-orang (yang berada di tanah lapang) berkata: Kami beriman dengan Rabb pemuda itu.
Dikatakan kepada raja: Tahukah kamu akan sesuatu yang kau khuatir, demi Allah kini telah menimpamu. Orang-orang itu beriman seluruhnya.
Si raja kemudian
memerintahkan (bala tenteranya) membuat lubang di jalanan kemudian
dinyalakan api.
Raja berkata: Siapa pun yang meninggalkan agamanya,
biarkan dan bila tidak mahu jerumuskan di dalamnya. Mereka dengan cepat
mendatanginya dan saling mendorong hingga datanglah seorang wanita
bersama anaknya yang masih menyusu, sepertinya ia hendak mundur agar
tidak terjatuh dalam kubangan api lalu si bayi itu berkata: Ibuku,
bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran." (Hadis
Riwayat Ahmad di dalam bab Musnad Al-Ansar No: 23413)
--------------------------------------
kalamullah tertulis 1001 hikmah
Kisah yang menarik dan mendalam bagi sesiapa yang membaca dengan mata hati. ambillah ibrah dan biarlah ia menjadi kekuatan utk kita sebagai hamba-Nya yang taat.